Selasa, 30 Oktober 2012

UJI KOMPETENSI II

NILAI DAN NORMA SOSIAL : 

1.         Apa yang dimaksud dengan nilai sosial? 
2.         Norma sosial adalah? 
3.         Jelaskan perbedaan mendasar antara nilai dan norma sosial! 
4.         Sebutkan jenis-jenis nilai sosial menurut Notonegoro! 
5.         Norma-norma sosial mengalami beberapa proses dalam pembentukannya menjadi lembaga                   kemasyarakatan, yaitu proses... 

Senin, 29 Oktober 2012

BAB III INTERAKSI SOSIAL DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL


A.        DEFINISI INTERAKSI SOSIAL
Sejak dilahirkan manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya. Naluri ini  merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya. Upaya manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dilakukan melalui suatu prose yang disebut interaksi sosial. Interaksi Sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok dalam masyarakat. Dalam kanyataan sehari-hari terdapat tiga macam cakupan dalam definisi interaksi sosial, yaitu :
1.         Interaksi antara individu dengan individu
Wujud interaksi ini dapat dalam bentuk jabat tangan, saling menegur, bercakap-cakap atau mungkin bertengkar
2.         Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi ini bisa dilihat pada contoh : seorang guru sedang mengajari siswa-siswanya dalam kelas, atau seorang orator yang sedang berpidato di depan orang banyak.
3.         Interaksi antara kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi ini menunjukan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain. Contohnya, satu kesebelasan sepak bola bertanding melawan kesebelasan lainnya.
B.        CIRI-CIRI INTERAKSI SOSIAL
Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan bisa disebut interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri berikut :
1.       Jumlah pelaku dua orang atau lebih
2.       Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang
3.       Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang
4.       Adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi tersebut

C.        FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL
Secara psikologis, seseorang melakukan interaksi sosial dengan orang lain didasari oleh adanya dorongan-dorongan yang bersifat psikologis-sosiologis, antara lain :
1.         Imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain. Hal inni disebabkan oleh adanya minat dan perhatian objek atau subjek yang akan ditiru serta adanya sikap menghargai dan mengagumi pihak lain yang dianggap cocok. Contoh dari imitasi adalah gaya dan mode berpakaian di kalangan remaja di kota-kota besar.
2.         Identifikasi
Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menjadi sama (identik) dengan orang yang ditirunya, baik dari segi gaya hidup maupun perilakunya. Sebagai contoh, seorang pengagum berat artis terkenal, ia sering mengidentifikasi dirinya menjadi artis idolanya dengan meniru model rambut, model pakaian, atau gaya perilakunya dan menganggap dirinya sama dengan artis tersebut.
3.         Sugesti
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi sugesti tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang disugestikannya itu tanpa berpikir lagi secara kritis dan rasional. Umumnya orang yang mudah tersugesti adalah orang atau kelompok masyarakat  yang berada dalam kondisi lemah, tertekan, atau frustrasi. Contohnya, seorang yang memnderita penyakit menahun akan mudah tersugesti untuk pergi ke dukun daripada berobat tekun ke dokter.
4.         Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruhi atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Pemberian tugas dari seorang guru kepada murid-muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau  belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab.
5.         Simpati
Simpati merupakan sikap ketertarikan seseorang terhadap orang lain. Melalui proses simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan merasakan, apa yang dialami, dipikirkan atau dirasakan orang lain tersebut. Contohnya, ketika ada tetangga yang sedang terkena musibah kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha membantunya.
6.         Empati
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang. Contohnya, seorang ibu akan merasa kesepian ketika anaknya bersekolah di luar kota. Ia selalu rindu dan memikirkan anaknya tersebut sehingga jatuh sakit.

BAB II NILAI DAN NORMA SOSIAL


A. NILAI SOSIAL
Pengertian
Banyak definisi-definisi mengenai nilai sosial oleh para ahli, diantaranya  :
Charles F. Andrain, mengartikan nilai sosial sebagai konsep-konsep yang sangat umum mengenai sesuatu yang ingin dicapai serta memberikan arah tindakan-tindakan mana yang harus diambil. Koentjaraningrat, mendefinisikan  nilai sosial sebagai konsepsi-konsepsi yang hidup di dalam  pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat penting dalam  hidup.
Kimball Young, mendefinisikan nilai sosial sebagai asumsi abstrak dan sering tidak disadari tentang apa  yang benar dan apa yang penting.
Dari beberapa definisi menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan masyarakatkepada bentuk sesuatu yang baik, penting, pantas, serta mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama.

Jenis-jenis nilai sosial
Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu:
a. Nilai material, adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
b. Nilai vital, adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas.
c. Nilai kerohanian, adalah segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan rohani  manusia, seperti :
1) Nilai kebenaran, yaitu nilai yang bersumber pada akal manusia (cipta)
2) Nilai keindahan, yaitu nilai yangbersumber pada unsur perasaan (estetika)
3) Nilai moral, yaiitu nilai yang bersumber pada unsur kekhendak (karsa), dan
4) Nilai keagamaan (religiusitas), yaitu nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan.
Ciri-ciri nilai sosial

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU TENTANG MASYARAKAT

A. KONSEP DASAR SOSIOLOGI


1.       Konsep dan definisi sosiologi

Sosiologi memiliki dua konsep dasar, yaitu sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dan sosiologi sebagai metode. Sebagai ilmu berarti, sosiologi merupakan kumpulan  pengetahuan mengenai kajian masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis dan logis. Sebagai metode berarti  sosiologi merupakan cara-cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggjawabkan secara ilmiah.

Sosiologi berasal dari kata socious (bahasa Latin = Teman) dan logos (bahasa Yunani = kata atau pembicaraan). Jadi secara harfiah, sosiologi berart berbicara mengenai masyarakat.
Ada beberapa definisi sosiologi   menurut para ahli :
a.         Auguste comte berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manuasia seebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Jadi, sosiologi mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi, lembaga-lembaga, dan peradaban.
b.        William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff mengemukakan bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial, dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
c.         Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok.
d.        J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammars mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
e.        Selo Soemardji dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial.

2.       Sifat  Hakikat Sosiologi
Sifat-sifat hakikat sosiologi, antara lain sebagai berikut :
a.         Sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu kerohanian.
b.         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri dengan apa yang terjadi dan bukan pada apa yang seharusnya terjadi.
c.          Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science), bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science).
d.         Sosiologi  merutpakan ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya yang diperhatikan adalah pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
e.         Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola-pola umum.
f.          Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang digunakannya.
g.         Sosiologi termasuk ilmuy pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mengamati dan mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada setiap inetraksi dalam masyarakat secara empiris.
Sebagai ilmu sosial yang objek kajiannya masyarakat, sosiologi mempunyai  ciri-ciri utama sebagai berikut :
a.       Sosiologi bersifat empiris, karena didasarkan pada pengamatan (observasi) terhadap kenyataan-kenyataan sosial dan hasilnya tidak spekulatif.
b.      Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil-hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
c.       Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Kemudian diperbaiki, diperluas, serta diperdalam.
d.      Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik buruknya fakta, tetapi menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.

Selasa, 30 Oktober 2012

UJI KOMPETENSI II

NILAI DAN NORMA SOSIAL : 

1.         Apa yang dimaksud dengan nilai sosial? 
2.         Norma sosial adalah? 
3.         Jelaskan perbedaan mendasar antara nilai dan norma sosial! 
4.         Sebutkan jenis-jenis nilai sosial menurut Notonegoro! 
5.         Norma-norma sosial mengalami beberapa proses dalam pembentukannya menjadi lembaga                   kemasyarakatan, yaitu proses... 

Senin, 29 Oktober 2012

BAB III INTERAKSI SOSIAL DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL


A.        DEFINISI INTERAKSI SOSIAL
Sejak dilahirkan manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya. Naluri ini  merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya. Upaya manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dilakukan melalui suatu prose yang disebut interaksi sosial. Interaksi Sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok dalam masyarakat. Dalam kanyataan sehari-hari terdapat tiga macam cakupan dalam definisi interaksi sosial, yaitu :
1.         Interaksi antara individu dengan individu
Wujud interaksi ini dapat dalam bentuk jabat tangan, saling menegur, bercakap-cakap atau mungkin bertengkar
2.         Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi ini bisa dilihat pada contoh : seorang guru sedang mengajari siswa-siswanya dalam kelas, atau seorang orator yang sedang berpidato di depan orang banyak.
3.         Interaksi antara kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi ini menunjukan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain. Contohnya, satu kesebelasan sepak bola bertanding melawan kesebelasan lainnya.
B.        CIRI-CIRI INTERAKSI SOSIAL
Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan bisa disebut interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri berikut :
1.       Jumlah pelaku dua orang atau lebih
2.       Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang
3.       Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang
4.       Adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi tersebut

C.        FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL
Secara psikologis, seseorang melakukan interaksi sosial dengan orang lain didasari oleh adanya dorongan-dorongan yang bersifat psikologis-sosiologis, antara lain :
1.         Imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain. Hal inni disebabkan oleh adanya minat dan perhatian objek atau subjek yang akan ditiru serta adanya sikap menghargai dan mengagumi pihak lain yang dianggap cocok. Contoh dari imitasi adalah gaya dan mode berpakaian di kalangan remaja di kota-kota besar.
2.         Identifikasi
Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menjadi sama (identik) dengan orang yang ditirunya, baik dari segi gaya hidup maupun perilakunya. Sebagai contoh, seorang pengagum berat artis terkenal, ia sering mengidentifikasi dirinya menjadi artis idolanya dengan meniru model rambut, model pakaian, atau gaya perilakunya dan menganggap dirinya sama dengan artis tersebut.
3.         Sugesti
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi sugesti tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang disugestikannya itu tanpa berpikir lagi secara kritis dan rasional. Umumnya orang yang mudah tersugesti adalah orang atau kelompok masyarakat  yang berada dalam kondisi lemah, tertekan, atau frustrasi. Contohnya, seorang yang memnderita penyakit menahun akan mudah tersugesti untuk pergi ke dukun daripada berobat tekun ke dokter.
4.         Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruhi atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Pemberian tugas dari seorang guru kepada murid-muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau  belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab.
5.         Simpati
Simpati merupakan sikap ketertarikan seseorang terhadap orang lain. Melalui proses simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan merasakan, apa yang dialami, dipikirkan atau dirasakan orang lain tersebut. Contohnya, ketika ada tetangga yang sedang terkena musibah kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha membantunya.
6.         Empati
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang. Contohnya, seorang ibu akan merasa kesepian ketika anaknya bersekolah di luar kota. Ia selalu rindu dan memikirkan anaknya tersebut sehingga jatuh sakit.

BAB II NILAI DAN NORMA SOSIAL


A. NILAI SOSIAL
Pengertian
Banyak definisi-definisi mengenai nilai sosial oleh para ahli, diantaranya  :
Charles F. Andrain, mengartikan nilai sosial sebagai konsep-konsep yang sangat umum mengenai sesuatu yang ingin dicapai serta memberikan arah tindakan-tindakan mana yang harus diambil. Koentjaraningrat, mendefinisikan  nilai sosial sebagai konsepsi-konsepsi yang hidup di dalam  pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat penting dalam  hidup.
Kimball Young, mendefinisikan nilai sosial sebagai asumsi abstrak dan sering tidak disadari tentang apa  yang benar dan apa yang penting.
Dari beberapa definisi menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan masyarakatkepada bentuk sesuatu yang baik, penting, pantas, serta mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama.

Jenis-jenis nilai sosial
Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu:
a. Nilai material, adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
b. Nilai vital, adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas.
c. Nilai kerohanian, adalah segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan rohani  manusia, seperti :
1) Nilai kebenaran, yaitu nilai yang bersumber pada akal manusia (cipta)
2) Nilai keindahan, yaitu nilai yangbersumber pada unsur perasaan (estetika)
3) Nilai moral, yaiitu nilai yang bersumber pada unsur kekhendak (karsa), dan
4) Nilai keagamaan (religiusitas), yaitu nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan.
Ciri-ciri nilai sosial

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU TENTANG MASYARAKAT

A. KONSEP DASAR SOSIOLOGI


1.       Konsep dan definisi sosiologi

Sosiologi memiliki dua konsep dasar, yaitu sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dan sosiologi sebagai metode. Sebagai ilmu berarti, sosiologi merupakan kumpulan  pengetahuan mengenai kajian masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis dan logis. Sebagai metode berarti  sosiologi merupakan cara-cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggjawabkan secara ilmiah.

Sosiologi berasal dari kata socious (bahasa Latin = Teman) dan logos (bahasa Yunani = kata atau pembicaraan). Jadi secara harfiah, sosiologi berart berbicara mengenai masyarakat.
Ada beberapa definisi sosiologi   menurut para ahli :
a.         Auguste comte berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manuasia seebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Jadi, sosiologi mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi, lembaga-lembaga, dan peradaban.
b.        William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff mengemukakan bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial, dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
c.         Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok.
d.        J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammars mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
e.        Selo Soemardji dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial.

2.       Sifat  Hakikat Sosiologi
Sifat-sifat hakikat sosiologi, antara lain sebagai berikut :
a.         Sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu kerohanian.
b.         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri dengan apa yang terjadi dan bukan pada apa yang seharusnya terjadi.
c.          Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science), bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science).
d.         Sosiologi  merutpakan ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya yang diperhatikan adalah pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
e.         Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola-pola umum.
f.          Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang digunakannya.
g.         Sosiologi termasuk ilmuy pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mengamati dan mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada setiap inetraksi dalam masyarakat secara empiris.
Sebagai ilmu sosial yang objek kajiannya masyarakat, sosiologi mempunyai  ciri-ciri utama sebagai berikut :
a.       Sosiologi bersifat empiris, karena didasarkan pada pengamatan (observasi) terhadap kenyataan-kenyataan sosial dan hasilnya tidak spekulatif.
b.      Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil-hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
c.       Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Kemudian diperbaiki, diperluas, serta diperdalam.
d.      Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik buruknya fakta, tetapi menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.